Rabu, 26 Juni 2013

TUGAS AKHIR RESENSI NOVEL "RONGGENG DUKUH PARUK"



RESENSI
RONGGENG YANG MALANG DENGAN SEJUTA PENDERITAAN

A.    LATAR BELAKANG
1.      Deskripsi Buku

 

-Judul Resensi :Ronggeng Yang Malang Dengan Sejuta Penderitaan
-Judul Novel  : Ronggeng Dukuh Paruk
-Pengarang      : Ahmad Tohari
-Penyunting     : Ipong Purnama Sidhi
-Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
-Tahun terbit   : 1982
-Tebal              : 408 Halaman
-Harga             : Rp. 65.000,00



2.      Ihtisar Umum Buku atau Sinopsis

Ronggeng Dukuh Paruk merupakan novel ketiga dari pengarang  Ahmad  Tohari yang berasal dari daerah Banyumasan ini. Novel lain karya Ahmad Tohari yang berjudul Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala juga merupakan satu trilogi tentang Ronggeng Dukuh Paruk.  Ahmad Tohari tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaannya.

Novel ini mengambil setting pada tahun 1965-an di Banyumas yang merupakan sebuah pedesaan yang masih kental dengan tradisi serta adat, pedesaan itu bernama Dukuh Paruk. Semua orang di Dukuh Paruk menganggap  Ki Secamenggala sebagai moyangnya. Konon Ki Secamenggala menghabiskan riwayat dan menitipkan darah dagingnya didesa itu. 

Novel  ini menceritakan tentang seorang gadis belia di Dukuh Paruk bernama Srintil yang telah kemasukan roh indang Ronggeng. Ronggeng merupakan sebuah simbol di Dukuh Paruk. Tanpa adanya seorang ronggeng, Dukuh Paruk menjadi mati dan kehilangan jati diri. Maka, dengan masuknya roh indang ronggeng kedalam diri srintil Dukuh Paruk akan menjadi hidup kembali. Untuk menjadi seorang ronggeng yang sah, ada sejumlah upacara adat yang harus dilakukan calon ronggeng. Sejumlah upacara tersebut harus diakhiri dengan malam bukak klambu. Malam bukak klabu dibuka untuk umum dengan berbagai syarat yang sudah dibuat oleh dukun ronggeng. Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi oleh seorang laki-laki yang ingin merasakan malam bukak klambu dengan Srintil. Teman main srintil yang bernama Rasus adalah orang yang pertama kali merasakan keprawanan Srintil. Hal tersebut sebenarnya bukan kemauan Rasus sendiri, melainkan kemauan Srintil yang dengan terus-menerus memaksa Rasus. Setelah beberapa saat melakukan itu, tiba saatnya laki-laki laki yang sudah membawa berbagai persyaratan itu mulai melakukan bukak klambu dengan Srintil. Tak hanya satu laki-laki yang melakukan malam bukak klambu dengan srintil. Dan akhirnya setelah berbagai upacara adat dan malam bukak klambu selesai dilakukan, maka Srintil sudah dinobatkan menjadi seorang ronggeng yang sah. Seorang ronggeng diatas pentas  tidak akan menjadi bahan pencemburuan bagi perempuan di Dukuh Paruk. Malah sebaliknya, makin lama suaminya bertayub dengan ronggeng makin bangga pula istrinya. Perempuan semacam itu puas karena diketahui umum bahwa suaminya seorang lelaki jantan.Jadi, sudah menjadi kewajaran jika seorang ronggeng sering bertayub dengan laki-laki di Dukuh Paruk maupun diluar Dukuh Paruk. Setelah mengetahui hal itu, Rasus yang pertama kali merasakan kevirginan Srintil pergi meninggalkan Dukuh Paruk. Rasus tidak tahan dan tidak rela melihat Srintil yang selama ini menjadi bayangan sosok emaknya, bertayub dengan laki-laki yang tidak sedikit jumlahnya. Maka, Rasus memutuskan untuk pergi meninggalkan Dukuh Paruk untuk melupakan Srintil. Selama meninggalkan Dukuh Paruk, Rasus membantu seorang jurangan singkong yang amat sangat kaya. Rasus tidak lama bekerja dengan Juragan singkong tersebut. Pada suatu hari Rasus dibacawa oleh sekelompok orang berbaju hijau lengkap dengan pistolnya. Rasus dibawa kesebuah markas dan disuruh untuk membantu pekerjaan para tentara. Setelah beberapa lama, kemudian Rasus diangkat menjadi seorang tentara dan diberi seragam berwarna hijau lengkap dengan pistolnya. Tidur dan bertayub dengan para lelaki dari berbagai kalangan pun sudah menjadi keseharian Srintil selama Rasus meninggalkan Dukuh Paruk.

Namun menjelang akhir tahun 1965 di Dukuh Paruk terjadi suatu kegegeran politik. Sebuah malapetaka besar datang melanda pedukuhan itu. Suatu masa yang tidak pernah dimengerti oleh siapa pun di Dukuh Paruk. Suatu ketika sehabis rapat dimana Srintil mengisi acara kesenian, ratusan penonton mabuk. Mereka kesurupan kemudian beramai-ramai merojeng padi. Mereka membabat padi disawah-sawah entah milik siapa. Malam yang amat rusuh karena kemudian datang para pemilik sawah untuk mempertahankan padi mereka. Kegaduhan pertama disusul oleh yang kedua, sebulan kemudian dan yang ketiga pada bulan berikutnya lagi.dalam kerusuhan yang terakhir keadaan demikian genting karena terjadi siang hari dan melibatkan ratusan orang dari pihak perojeng dan para pemilik sawah. Perang pacul dan sabit hanya gagal karena polisi tidak datang terlambat. Yang sedang terjadi adalah sebuah aksi massa, sebuah gerakan kaum miskin yang semakin lama mengalami ketidakadilan. Tidak hanya itu, Srintil, kakek-nenek Srintil, dukun ronggeng beserta penabuh calungnya pun ditangkap dan dibawa kepenjara. Setelah sekian lama dipenjara akhirnya kakek-nenek Srintil, dukun ronggeng beserta penabuh calungnya dikeluarkan dari penjara itu. Tidak lama kemudian Srintil juga ikut dikeluarkan dari penjara itu. Dan setelah Srintil keluar dari penjara, ia berniat untuk mengubah citra dirinya. Srintil ingin berhenti meronggeng dan menjadi wanita somahan. Bahkan srintil juga mulai belajar merawat anak Tampi yang bernama Goder.Selain itu, Srintil juga mulai berharap ketika seorang laki-laki bernama bajus muncul dan memberi perhatian yang lebih kepada Srintil. Namun, harapan itu muncul tidak  terlalu lama, Srintil kembali terpuruk setelah Bajus mengatakan bahwa semua perhatian yang dia berikan kepada Srintil hanya sebatas teman.

Berbagai kesengsaraan yang dialami Srintil pun tidak berhenti sampai itu saja. Setelah dipenjara beberapa lama oleh orang-orang komunisdan dituding sebagai tahanan PKI, Srintil kembali merasakan kesengsaraan yang amat sangat pedih. Godam pertama yang mengguncangkan tiang kesadaran yang menopang akal budi Srintil, yakni ketika dia mendapatkan kenyataan citanya menjadi istri Bajus adalah sebuah pundi-pundi hampa. Sosok itu tentu masih bernama Srintil atau ronggeng Dukuh Paruk. Namun faktor yang membedakan antara dirinya dengan segala jenis satwa-akal budi dan kesadarannya sudah ghaib sedetik yang lalu. Srintil tidak tahu lagi apapun dari segi keberadaan dirinya. Wajahnya mati, mata tak berkedip dan mulut melongo. Wanita yang dulu menjadi pujaan para lelaki di Dukuh Paruk maupun diluar Dukuh Paruk, wanita yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Dukuh Paruk, kini telah kehilangan jati diri dan akal budinya. Srintil bahkan sering bergumam sendiri dan tertawa sampai terbahak-bahak dikamarnya. Bahkan dia juga sering merobek bajunya. Sosok Srintil yang dulu sangat dieluh-eluhkan, kini mulai tersudut. Sudah tidak ada perhatian dari semua orang yang diberikan kepada Srintil. Kecuali hanya adaTampi,  Sakum, nenek Sakarya dan Rasus yang baru pulang menjalankan tugasnya sebagai tentara diluar jawa yang masih mau merawatnya. Dan Rasuslah yang tetap bertahan merawat Srintil dengan  membawanya ke rumah sakit tentara.




B.     JENIS
Novel yang merupakan gabungan cerita dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ini termasuk jenis novel fiksi.
Saya memfokuskan pembuatan resensi ini pada unsure ekstrinsiknya. Karena hal-hal yang paling menarik dari novel ini terletak pada unsur ekstrinsik tersebut yaitu sosial budaya yang masih kental dengan adat dan tradisi dilingkungan Dukuh Paruk, serta pola pikir masyarakat setempat yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan adanya upacara-upacara yang harus dilakukan seseorang jika hendak menjadi Ronggeng. Upacara adat tersebut tentunya berbeda dengan upacara adat dilingkungan lain. Sehingga, hal itu yang menurut saya paling menarik. Selain itu, pola pikir warga sekitar Dukuh Paruk yang masih kolot menganggap bahwa seorang yang bisa dekat dengan seorang Ronggeng hanyalah orang-orang kaya dan para petinggi maupun jajarannya.
C.    PENILAIAN
1.      Kelebihan
Kelebihan novel ini terletak pada penceritaan yang menyeluruh dari penulis mengenai lingkungan sosial budaya dengan berbagai adat dan tradisinya, serta kesederhanaan yang tampak dari para masyarakatnya. Hal Ini tentunya sangat memberi pengaruh besar terhadap saya sendiri, karena saya bisa mempunyai gambaran umum tentang zaman yang masih dibayangi dengan orang-rangg komunis. Selain itu, saya juga bisa mengetahui tentang kesederhanaan masyarakat pada zaman itu yang makan hanya dengan tempe bongkrek. Jika dibandingkan dengan film sang penari, novel ini jauh lebih menarik. Karena, dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk penulis menceritakan segala sesuatu mengenai lingkungan sosial budaya yang dijelaskan dengan sangat mendetail dan jelas. Dan jika dibandingkan dengan film Sang Penari sjauh lebih menarik novel ini. Karena, penceritaan dan penggambaran mengenai lingkungan sosial budaya dalam film hanya sekilas dan tidak menyeluruh. Mungkin karena film Penari juga hanya mengadopsi salah satu cerita dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk,  yang berjudul  Lintang Kemukus Dini Hari sehingga penggambaran lingkungan social budayanya kurang detail seperti penggambaran yang ada pada novel Ronggeng Dukuh Paruk.
2.      Kelemahan
Kelemahan novel ini terletak pada penggunaan bahasa. Dalam novel ini penulis menggunakan bahasa yang tidak baik dan kotor. Selain itu penulis juga menyelipkan tentang hal-hal yang berbau pornografi pada novel ini, seperti halnya malam bukak klambu dengan para laki-laki yang harus dilakukan seorang ronggeng. Jika dibandingkan dengan film sang penari, bahasa masyarakat dalam film Sang Penari masih lebih sopan. Walaupun masih ada satu atau dua bahasa yang masih kotor dan tidak baik. Malam bukak klambu pun dalam film sang penari juga tidak ditayangkan fulgar seperti apa yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.
3.      Kesimpulan
Menurut saya novel ini sudah sangat layak untuk dibaca para pelajar, khususnya para mahasiswa. Karena dengan membaca novel ini, kita akan lebih memahami budaya-budaya diluar lingkungan kita dan kita juga bisa memiliki gambaran tentang apa saja yang terjadi ketika orang-orang komunis menyerang rakyat kita.

Rabu, 03 April 2013

tugas portofolio



Abstrak
Penelitian Mengenai Kegiatan Membaca Kritis  Mahasiswa PBSID
Universitas Muhamadiyah Surakarta
Oleh : Eva Nur Khasanah

Penyusunan makalah mengenai “Membaca Kritis” ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa untuk lebih bisa memahami sesuatu yang mereka baca dan tidak hanya sekedar menyerap mengenai masalah yang ada, tetapi juga bisa memberi penilaian terhadap fakta yang didapat supaya fakta yang didapat lebih akurat. Kegiatan membaca kritis tentunya juga bisa dijadikan bekal kita ketika kelak akan menyusun skripsi.
Penyusunan makalah ini menggunakan metode survey mengenai kegiatan membaca kritis yang dilakukan para mahasiswa UMS khususnya prodi PBSID.Selain itu, saya juga menggunakan  metode membaca intensif dari  sebuah buku-buku panduan serta beberapa artikel yang kami cari mengenai membaca kritis.
Hasil dari penyusunan makalah ini terrnyata kegiatan membaca kritis dilingkungan mahasiswa masih jarang dilakukan dengan alasan karena  masih terlalu sulit untuk memberi penilaian terhadap suatu bacaan. Selain itu, kita juga dapat mengetahui teknik, keterampilan dan kegiatan apa saja yang harus kita lakukan dalam membaca kritis.
Kata kunci : membaca kritis, tujuan membaca kritis,manfaat membaca kritis, teknik membaca kritis, keterampilan membaca kritis, dan kegiatan dalam membaca kritis mahasiswa PBSID.

Nama makalah asli : Membaca Kritis

tugas portofolio



Abstrak
Penelitian Mengenai Kegiatan Membaca Kritis  Mahasiswa PBSID
Universitas Muhamadiyah Surakarta
Oleh : Eva Nur Khasanah

Penyusunan makalah mengenai “Membaca Kritis” ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa untuk lebih bisa memahami sesuatu yang mereka baca dan tidak hanya sekedar menyerap mengenai masalah yang ada, tetapi juga bisa memberi penilaian terhadap fakta yang didapat supaya fakta yang didapat lebih akurat. Kegiatan membaca kritis tentunya juga bisa dijadikan bekal kita ketika kelak akan menyusun skripsi.
Penyusunan makalah ini menggunakan metode survey mengenai kegiatan membaca kritis yang dilakukan para mahasiswa UMS khususnya prodi PBSID.Selain itu, saya juga menggunakan  metode membaca intensif dari  sebuah buku-buku panduan serta beberapa artikel yang kami cari mengenai membaca kritis.
Hasil dari penyusunan makalah ini terrnyata kegiatan membaca kritis dilingkungan mahasiswa masih jarang dilakukan dengan alasan karena  masih terlalu sulit untuk memberi penilaian terhadap suatu bacaan. Selain itu, kita juga dapat mengetahui teknik, keterampilan dan kegiatan apa saja yang harus kita lakukan dalam membaca kritis.
Kata kunci : membaca kritis, tujuan membaca kritis,manfaat membaca kritis, teknik membaca kritis, keterampilan membaca kritis, dan kegiatan dalam membaca kritis mahasiswa PBSID.

Nama makalah asli : Membaca Kritis